Kuil Otori Jinja: 6 Fakta Unik Seputar Kuil Otori Jinja dan Festivalnya

Kuil Otori Jinja

Jepang tak hanya memiliki kekayaan alam yang menarik dikunjungi. Negara sakura ini punya kekayaan budaya yang wajib Anda pelajari ketika berada di sana. Salah satunya adalah mengunjungi Kuil Otori Jinja. Kuil yang terletak di Asakusa ini punya keunikan dalam hal festival tahunannya. Penasaran?

Fakta Unik Seputar Kuil Otori Jinja dan Festivalnya

Jika Anda berkunjung ke Jepang memang tak lengkap jika tidak mengikuti salah satu festival yang ada di sana. Umumnya festival ini merupakan festival kebudayaan yang dicampur dengan kepercayaan. Hanya saja ini juga menjadi daya tarik bagi turis. Ini bisa jadi panduan bagi Anda sebelum mengikutinya.

1. Festival Keberuntungan di Kuil Otori Jinja

Salah satu festival yang paling terkenal dari kuil ini adalah Tori no Ichi. Festival yang dilakukan pada November setiap tahunnya ini merupakan waktu untuk berdoa supaya adanya kelancaran bisnis dan keberuntungan di tahun mendatang. Maka, Anda akan melihat banyak orang datang ke kuil ini.

Untuk mendapatkan keberuntungan, Anda perlu mengusap Nadeokame, kotak uang yang berada di bagian atas. Anda bisa meminta keberuntungan mulai dari keuangan, kesehatan, percintaan, kelancaran bisnis serta berbagai permintaan lain. Setiap bagian kotak ternyata bisa memberikan keberuntungan berbeda loh.

Festival ini sebenarnya adalah festival panen. Ketika Tokyo yang masih disebut sebagai Edo, menyelenggarakan festival panen yang disebut Hanamatamura di Adachi-ku. Acara ini diselenggarakan di Kuil Otori. Para peserta pun memohon keberuntungan dan kesuksesan di kuil ini. Akhirnya menjadi acara yang turun temurun.

2. Tempat Membeli Jimat Keberuntungan

Percaya atau tidak, orang juga datang ke kuil ini untuk membeli jimat keberuntungan. Ada kebiasaan di Jepang khususnya para pebisnis untuk membeli sebuah sapu bambu yang sudah dihias dengan berbagai simbol keberuntungan. Sapu bambu tersebut akan dipajang di tempat bisnis sebagai jimat keberuntungan.

Sejarah dari jimat ini ternyata dilakukan sejak awal periode Edo. Awalnya kebiasaan ini dilakukan oleh para pebisnis kelas kecil. Sapu bambu dipakai sebagai simbol karena dipercaya bisa memberikan nasib baik. Biasanya akan dihias dengan topeng tradisional.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa sapu bambu ini juga dihiasi dengan simbol keberuntungan misalnya kucing pemanggil maneki neko hingga koin emas. Ada hal unik lain jika Anda datang ke festival ini. Bila sapu bambu terjual, maka para penjual akan bertepuk tangan.

Tidak hanya sembarang bertepuk tangan. Para penjual jimat keberuntungan ini akan bertepuk tangan dengan irama yang dikenal sebagai tejime. Beberapa pengunjung justru datang hanya ingin mendengar aksi dari pedagang di sekitar kuil Otori Jinja ini.

3. Dikenal Sebagai Rooster Rake Fair

Festival Tori no Ichi ini juga kerap dikenal sebagai Rooster Rake Fair. Mengapa demikian? Ternyata, festival ini hanya dilaksanakan pada saat hari ayam jantan. Menurut kalender zodiac Jepang, hari ayam jantan ini terjadi pada bulan November.

Menurut kalender tersebut, hari ayam jantan akan terjadi setiap 12 hari. Artinya dalam satu bulan terdapat dau sampai tiga hari ayam jantan. Tentu saja ini tergantung pada hitungan tahunnya. Maka, festival ini juga terjadi beberapa hari dalam bulan November.

4. Alasan Aneh Orang Datang ke Festival Keberuntungan

Memang banyak orang yang datang untuk meminta rezeki dan keberuntungan selam satu tahun ke depan. Namun, ada beberapa orang yang datang dengan alasan lain dan cukup aneh. Orang datang khusus berdoa di kuil ini untuk meningkatkan keterampilan bermain golf.

Mengapa demikian? Ternyata ada huruf kanji di dalam nama kuil ini yang bila diterjemahkan menjadi ‘elang’ di dalam Bahasa Inggris. Istilah ini juga sama dengan cetak skor di dalam dua ayunan dalam permainan golf. Maka, banyak pemain golf yang datang berbondong-bondong ke kuil ini.

5. Oleh-oleh Khas dari Festival Tori-no-Ichi

Jika Anda mengikuti festival ini, jangan lupa untuk membeli salah satu ikon yang erat kaitannya dengan Tori-no-Ichi. Benda tersebut adalah Kumade. Ini merupakan garukan bambu yang dihias serta dipercaya untuk membawa kebahagiaan dan juga keberuntungan di tahun yang baru.

Kumade sendiri berarti tangan beruang. Filosofinya adalah tangan beruang yang besar akan bisa menggaruk keberuntungan yang besar pula. Kumade pun memiliki berbagai ukuran dan desain yang unik. Jika Anda membeli pajangan tersebut, maka dipercaya bisa membawa keberuntungan ke rumah.

Banyak orang yang memesan Kumade jauh-jauh hari supaya disiapkan plat kayu yang berisi nama mereka. Jika Anda tertarik, jangan lupa untuk menyiapkan uang sebesar 200 yen. Semakin besar ukurannya tentu harganya akan semakin mahal.

Bagi orang yang rutin datang ke festival ini, biasanya mereka akan mengembalikan Kumade yang dibeli pada tahun lalu. Kemudian mereka akan membeli Kumade baru dan biasanya berukuran lebih besar. Hal ini menandakan kesuksesan dan kemakmuran yang meningkat setiap tahunnya.

Anda juga bisa menemukan jenis Kumade yang menggemaskan. Tentu seiring perkembangannya zaman, Kumade memiliki desain yang menyesuaikan dengan selera masyarakat dan pendatang yang hadir. Sebut saja Kumade yang berbentuk panda hingga Hello Kitty.

6. Tersedia Festival Makanan

Pergi ke Jepang tentunya tidak lengkap bila Anda tidak mencicipi yatai atau jajanan kaki lima. Wah, pastinya seru sekali ya berlibur sambil berwisata kuliner. Siapa sangka ternyata di festival ini, Anda akan menemukan yatai dengan jumlah yang paling banyak sepanjang festival.

Bisa dibayangkan sepanjang jalan Anda akan menemukan jajanan lokal dan jalanan Jepang. Sebut saja oden sampai takoyaki. Anda juga bisa merasakan berwisata kuliner ala street food dengan suasana tradisional. Pastinya jadi momen liburan yang tak terlupakan.

Kuil Otori Jinja ternyata memiliki festival yang sangat meriah dan dinanti banyak warga Jepang. Jika Anda berlibur ke Jepang, jangan lewatkan momen festival Tori-no-Ichi setiap November. Pastinya jadi peristiwa yang cukup langka untuk merasakan festival keberuntungan yang satu ini.